Ex Machina (2015) 's Review

Image
From the beginning of this film, which is how humans can't be escaped from the name of Technology. Yes, modern humans today certainly can't be escaped from laptops, smartphones, and other things related to technology. In this film where a boss named Nathan intends to create an interface that can help people make their work easier. We all know if making an interface is not easy. In this case, the computer and its equipment must be designed in accordance with the desired needs and can help humans in their daily work (according to specific tasks given). If we talk about interfaces, it will offend the User Interface. User Interface here is more than what humans can see, touch or hear. The user interface includes concepts, user needs to know computer systems, and must be integrated into the entire system. The user interface isn't enough to just look 'good' but must be able to support tasks done by humans and has made to avoid minor mistakes. In this film, it c

Kecerdasan Buatan Kini Hadir di Perpustakaan

 



Perpustakaan manual sudah bukan zamannya lagi. Ada serangkaian aplikasi Teknologi Informasi (TI) yang bisa membantu kinerja para pustakawan, bahkan yang menyerupai kecerdasan buatan alias Artificial Intelligence (AI). 
Zaman mencari buku secara manual di perpustakaan agaknya akan segera berlalu. Tak perlu lagi berlelah leher mencari judul buku atau penulis yang diinginkan. Komputeriasi telah membantu kinerja para pustakawan menjadi jauh lebih sederhana dan mudah. Terlebih kini sudah banyak dikembangkan kecerdasan buatan yang menyerupai kecerdasan manusia sehingga bisa menggantikan peran pustakawan dalam melakukan kinerja di perpustakaan.

"Kegiatan perpustakaan seperti pembuatan indeks, katalogisasi, penyeleksian literatur, pengarsipan dan referensi dapat dibantu oleh sistem pakar. Sistem ini akan berhasil baik kalau cakupan ilmunya mendalam dan dapat didefinisikan dengan jelas, " papar Dr. Engkos Koswara, Kepala Pusat Penelitian Informatika Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) kepada pers di Jakarta belum lama ini.

Sistem pakar yang dimaksud oleh lelaki lulusan University of Salford, Inggris bidang Information Technology ini adalah expert system (sistem pakar) yang merupakan bagian dari Knowledge Base System (KBS), bagian pula dari Artificial Intelligence (AI). Definisi dari sistem pakar ini menurut Engkos adalah perangkat lunak komputer yang berisi pengetahuan dan pengalaman pakar serta menggunakan mesin inferensi yang menyerupai cara pakar dalam memecahkan masalah. Jadi piranti lunak ini hampir menyerupai kecerdasan manusia. 

Macam Aplikasi

Piranti lunak sistem pakar yang sudah banyak dipakai di perpustakaan misalnya Cansearch dan MenUse yang membantu membuat statement penelusuran pada pangkalan data Medline, bidang kesehatan dalam terapi kanker. Sistem ini menggunakan bantuan menu pada layar komputer atau menu driven dengan teknik touch terminal, tidak menggunakan keyboard.

Bidang kerja perpustakaan lain seperti pengindeksan bisa ditolong dengan Intelligent Computer Asistance (ICA) yang sudah sukses dipraktikkan oleh US National Library of Medicine. Piranti lunak yang popular dalam bidang indeks ini adalah MedIndEx, salah satu prototipe sistem pakar hasil penelitian untuk interactive knowledge-based indexing dari literatur medis menggunakan Medical Subject Heading (MeSH). Sistem ini dapat memproduksi indeks dari basis pengetahuannya dalam bentuk frame, berperan sebagai sistem komputer untuk mengindeks secara konsisten dan tepat.
Sistem pakar lain yang juga diaplikasikan bagi keperluan pengindeksan, yaitu Machine Aided Indexing (MAI). Aplikasi ini dibuat oleh American Petroleum Institute.

Sedangkan bagi bidang katalogisasi dan klasifikasi dikembangkan piranti lunak yang menentukan nomor klasifikasi buku dan menentukan judul subjek.
Salah satu contoh sistem pakar untuk katalogisasi adalah Online Catalogue Library of Congress (OCLC) Automated Title Page Project. Sistem ini dikembangkan untuk menghasilkan deskripsi bibliografi sesuai dengan standar Anglo American Catalogue Rules (AACR2). Sistem ini dapat mengidentifikasi secara benar elemen-elemen bibliografi sekitar 73 persen. 

Referensi Pustaka

"Kegiatan lain yang dibantu oleh sistem pakar adalah referensi. Kegiatan ini merupakan aktivitas luas, mulai dari menjawab pertanyaan mengenai direktori sampai penelusuran literature, " jelas Engkos yang baru saja dikukuhkan sebagai Ahli Peneliti Utama (APU) di LIPI Bidang Dokumentasi, Informasi dan Perpustakaan ini.

Salah satu sistem pakar bernama Comit melakukan pencarian informasi melalui data bibliografi secara batch. Batch adalah pencarian yang dapat dikembangkan ke sumber informasi lain seperti kamus dan atlas. Contoh sistem pakar untuk konsultasi referensi adalah Pionter, Answerman atau Aquaref, Flexus, ORA dan DISTREF.

Pointer merupakan program mikrokomputer untuk mensimulasi kerja pustakawan dalam kegiatan penelusuran dokumen pemerintah. Sistem ini dikembangkan oleh State University of New York, AS. Dibuat dengan tujuan memberi petunjuk kepada pengguna dokumen pemerintah yang ada di perpustakaan universitas.

Keunggulan sistem ini terletak pada pertanyaan yang ditujukan kepada pengguna untuk mengetahui kebutuhannya. Bahasa komputer yang dipakai adalah Basic dengan menggunakan sistem menu.
Sistem pakar Answerman dan Aquaref dikembangkan oleh National Agricultural Library, AS. Ini merupakan sistem berbasis komputer yang dapat menolong pengguna perpustakaan dalam mencari sumber informasi yang tepat, termasuk menjawab pertanyaan mereka.

Sedangkan Flexus merupakan kembangan para ilmuwan dari The Central Information Service University of London. Sistem ini dibuat untuk menuntun pengguna dalam pencarian informasi bidang perkebunan. Bahasa komputer yang dipakai adalah Pascal. Sistem ini dapat berbuat hampir sama seperti seorang pakar perpustakaan atau pustakawan dalam melakukan kegiatannya melakukan referensi.

Engkos menjelaskan, semua kerja sistem pakar ini dilakukan secara online. Kegiatannya antara lain menyeleksi database, menentukan kata kunci dan membuat strategi penelusuran. Untuk menghadirkan sistem pakar di perpustakaan berarti harus ada akses internet yang menjadi host.
"Membangun sistem pakar di perpustakaan harus didukung dengan bahasa perintah, format luaran, cakupan pangkalan data, dan adanya fasilitas penelusuran literatur termasuk operasional untuk memperbaiki kesalahan sewaktu menelusuri informasi, " jelas Engkos.

Demi lengkapnya kehadiran sistem pakar di perpustakaan diperlukan pula basis data, subjek area, indeks, tesaurus, klasifikasi, kode, teknik reformulasi search mode, subjek domain, termasuk struktur semantik, perbendaharan kata dan hubungan semantik antarterminologi. Apabila semua ini bisa dilengkapi maka seorang pustakawan bisa digantikan oleh sistem pakar. Tentu saja tak perlu digantikan dalam arti sesungguhnya, melainkan hanya diperingan saja tugasnya.
Memang tidak semudah membalikkan telapak tangan untuk menghadirkan kecerdasan buatan di perpustakaan. Diperlukan banyak pengetahuan dan biaya yang tidak sedikit. Tapi sekali itu berhasil dilakukan maka perpustakaan menjadi sebuah pusat ilmu pengetahuan yang tak membosankan. Bahkan perpustakaan bisa hadir pula secara online di dunia maya.


Penulis : Merry Magdalena
Sumber : Sinar Harapan (2 Desember 2004)

Comments

Popular posts from this blog

PERANGKAT BERGERAK (MOBILE DEVICE)

Membuat Aplikasi Penjualan Sederhana Menggunakan VB.Net dan database Access 2010 (CRUD)

Ex Machina (2015) 's Review